Dalam rangka menginternalisasikan Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Religius di SKATUSA. Rabu, 03 April 2024, bertempat di GOR Bagas Waras Saptosari, SMKN 1 Saptosari melaksanakan giat Pengajian Akbar dalam rangka peringatan Nuzulul Qur'an 1445 H yang dihadiri oleh Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Siswa-Siswi SMKN 1 Saptosari. Menghadirkan Ustadz Muda Gus Azuma Muhammad,Lc.,M.Ag pengasuh PP Al-Qur'aniy Playen, Gunungkidul. Pengajian juga dimeriahkan oleh Grup Hadroh Tathmainnul Qulub SMKN 1 Saptosari.
Dalam sambutan yang disampaikan Bapak Janu Triwahyudi, S.Pd., M.Pd. selaku WKS Kesiswaan menyampaikan “Semoga dengan momen peringatan Nuzulul Qur’an ini, akan meningkatkan iman kita, akan meningkatkan ketaqwaan kita menjadi jauh lebih baik” beliau juga berpesan kepada para siswa bahwa Al-qur’an tidak hanya untuk dibaca tetapi juga harus diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Gus Zuma dalam tausiyah menyampaikan janganlah sampai menjadi generasi yang mendikotomi ilmu dan iman, memisahkan antara ilmu dan aqidah. Karena generasi yang hanya cerdas intelektual, tapi tidak cerdas spiritual maka cenderung akan menyalahgunakan ilmu yang dimiliki untuk melakukan keburukan-keburukan bahkan perilaku merusak yang merugikan.
Selanjutnya dalam hal tantangan menghadapi Era Post Truth - The truth was created - kebenaran saat ini seolah bukan lagi hakikat kebenaran itu sendiri, tetapi kebenaran yang diciptakan, sehingga memunculkan reaksi yang bertolak belakang dikalangan masyarakat. Contoh ada remaja yang patuh terhadap antrian/urutan di loket pembayaran di sebuah pusat perbelanjaan, kemudian ada remaja lain yang menyerobot antrian, lalu ditegur oleh remaja yang patuh tadi, dan karena tidak terima ditegur, lalu marah-marah kemudian ada orang lain yang merekam dan diunggah ke media sosial, maka reaksi masyarakat justru berbalik menghujat dan melakukan persekusi terhadap orang yang tertib pada aturan tersebut, dan hal ini membuat kita semua menjadi miris dan prihatin. Fenomena seperti ini sudah merebak di kalangan remaja dan cenderung meresahkan dan oleh karena itulah penting bagi siswa Skatusa untuk memaknai kembali esensi ajaran dalam al-quran agar kita melakukan klarifikasi/tabayyun terhadap kebenaran peristiwa atau berita yang datang kepada kita terlebih dahulu, dan tidak ikut-ikutan melakukan persekusi/menghujat/mencaci maki atas perkara yang tidak kita ketahui betul kebenarannya.
Sisi lain dari positifnya sifat KEPO (Keep knowing every particular object) atau rasa penasaran terhadap sesuatu. Banyak temuan-temuan besar di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dimulai dari rasa KEPO atau penasaran para ilmuwan. Contoh ditemukannya teori gravitasi oleh Isaac Newton, karena berawal dari rasa penasarannya mengamati peristiwa jatuhnya sebuah benda ke bumi. Newton penasaran kenapa jatuh harus ke bawah, bukan ke atas atau ke samping. Dan terdorong oleh rasa penasaran itulah maka ia melakukan serangkaian penelitian untuk menemukan jawaban atas rasa keingintahuan tersebut sehingga lahirlah teori gravitasi bumi
Selayaknya sebagai generasi Z, hidup di zaman serba mudah dan praktis untuk mencari segala sesuatu, maka siswa Skatusa juga harus merawat sifat KEPO mereka, dan mengarahkan rasa ingin tahunya agar suatu saat di masa depan, lahir penemuan penemuan, inovasi dan terobosan baru dari siswa-siswa terbaik Skatusa untuk peradaban dunia, khususnya pendidikan Vokasi dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Wallahu a'lam bisshawwab
Kontributor : Nurwastuti Setyowati, S.Pd.I
Editor : Tim Publikasi SMKN 1 Saptosari
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!